Pekanbaru – Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Hardianto, ingin masyarakat tak mempermasalahkan keputusan politik Syamsuar. Sekali pun Syamsuar memang ingin meninggalkan jabatan Gubri dan maju ke DPR RI.
Isu majunya Syamsuar ke Senayan semakin kencang berembus pasca pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) oleh KPU Riau. Syamsuar disebut-sebut akan menggantikan Bacaleg Golkar nomor urut 1, Nopa Ropiansyah.
Syamsuar disebut akan menggantikan Nopa tepat sebelum Daftar Calon Tetap (DCT) diumumkan. Artinya, Syamsuar dipastikan bakal mundur lebih cepat dibandingkan akhir masa tugasnya sebagai Gubernur Riau (Gubri) Desember 2023.
“Kalau berbicara Pak Syamsuar mau mundur itu kan konsekuensi pilihan politis secara personal. Kita hormati dan hargai itu. Justru kita sesama warga Riau harus mendoakan mudah-mudahan apapun keputusan politik yang diambil Pak Syamsuar itu diberkahi dengan kemudahan dan keberhasilan,” kata dia, Senin (21/8/2023).
Meski begitu, Hardianto meminta apapun keputusan yang akan diambil Syamsuar tak melalaikannya dari kewajiban sebagai Gubernur.
“Harapan kita adalah sampai tanggal berapapun nanti sesuai ketentuan yang ada Pak Syamsuar harus mundur. Maka harapan kita Pak Syamsuar tetap lancar dan berhasil menyelesaikan masa tugas beliau termasuk tanggung jawab dan kewajiban beliau sebagai Gubernur Riau. Bagaimana Riau sebisa dan semampunya sampai akhir masa tugas beliau lebih baik dan terbaik,” tegasnya.
Sementara itu Hardianto mengungkapkan bahwa hingga saat ini Kemendagri masih belum mengirimkan surat resmi kapan masa jabatan Syamsuar-Eddy akan habis. Serta bagaimana mekanisme pergantian pemimpinnya.
“Terkait pasca beliau mundur konsekuensinya kan tentu terjadi pergantian atau Pak Wagub yang ambil kendali. Nah itu kan mekanismenya ada di kementerian dalam negeri dan aturan yang berlaku,” tutupnya.