Batam – Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Syafaruddin Poti, bersama Komisi I DPRD Provinsi Riau melaksanakan kunjungan konsultasi ke Loka Rehabilitasi BNN Batam, Selasa (26/3/2024).
Kunjungan ini dihadiri oleh Ketua Komisi I DPRD Provinsi Riau Eddy A Mohd Yatim, Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Riau Ust Suhaidi, dan Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Riau Abdul Kasim, serta Anggota Komisi I DPRD Provinsi Riau lainnya.
Rombongan Komisi I DPRD Provinsi Riau diterima langsung oleh Kepala Loka Rehabilitasi Narkotika Batam dr Danu Cahyono.
Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan masukan dan informasi terkait penanganan rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif lainnya.
Untuk dapat diketahui, Loka Rehabilitasi BNN sudah mengacu standar SNI (Standar Nasional Indonesia) dan kiblat Loka Rehabilitasi BNN Batam berkiblatkan dari Amerika, visi ultrabiotic komunitas.
“Kalau Visi Ultrabiotik Komunitas yang aslinya tidak ada urusannya dengan religi, tapi untuk visi ultrabiotik komunitas kita sudah dikombinasi ke timur Indonesia, jadi yang muslim sholat 5 waktu dan non muslim berdoa sesuai ajaran kepercayaannya masing-masing,” ujar dr Danu Cahyono.
Danu mengatakan, bagi pecandu Narkoba masa penyembuhan bisa tiga hingga enam bulan. Banyak faktor sosial dan medisnya seperti apa dan untuk lepas dari ketergantungan tidak ada jaminan, kelihatan jika dia sudah sembuh atau tidaknya oleh psikolog/psikiater.
Loka Rehabilitasi BNN Batam juga memiliki layanan unggulan, serta inovasi pelayanan publik, yaitu layanan Rehabilitasi Anak (Serasi- Berjaya), integrasi pelayanan publik secara daring/online, Pro Peka (Program Pendampingan Keluraga), dan Sipuluh (Sistem Penjemputan Klien Rehabilitasi).
Terkait Inovasi anak sekolah yang kecanduan, lanjut Danu, cukup di rehab saja dan tidak diberhentikan, guru BK sekolah dilatih dan si anak cukup dibekali motivasi jika ada bullying dari teman. Saat di rehab akan ada pembekalan bagi pasien.
Kemudian terkait preventif, kata Danu, bersifat pencegahan. Preventif tetap dilakukan akan tetapi menyesuaikan anggaran.
“Kami hanya menciptakn agen-agen di daerah, minimal untuk lingkungan keluarga sendiri. Motivasi diberi berdasarakan latar belakang individu (secara manusiawi) motivasi paling penting itu religi,” terang Danu.
Danu juga menyampaikan bahwa sifat idealnya di Sumatera itu harus ada lima Loka Rehabilitasi BNN seperti di Batam, saat ini baru ada tiga saja.
“Perlu menjadi catatan pengelolaan ini tidak mudah dan anggaran juga tidak sedikit kami dengan kapasitas sebesar ini menghabiskan APBN 9.8 Miliar Pertahun dengan staf 93 orang jumlahnya,” kata Danu.
Diketahui, bahwa untuk Tenaga Medis terdiri dari Elektromedis, Konselor, Instruktur Vokasional dan psikolognya dari segi budget sesuatu yang murah dan dari segi SDM sesuatu yang tidak mudah untuk dicari. Karena SDM ini sangat menentukan keberhasilan dari Rehab tersebut.
Diakhir pertemuan, Syafaruddin Poti mengucapkan terima kasih kepada dr Danu Cahyono yang telah berkenan memberikan informasi kepada DPRD Provinsi Riau.
“Ini semua akan menjadi masukan dan catatan pengalaman bagi DPRD Provinsi Riau kedepannya,” tutupnya.