Wakil Ketua II DPRD Provinsi Riau Hadiri Pagelaran Seni Budaya Persembahan Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas II

Pekanbaru – Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Syafaruddin Poti, menghadiri pagelaran seni budaya persembahan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Pekanbaru dalam rangka launching Drumband Bahana Cantika Laperru dan Buku Suara Hati dari Balik Jeruji, di Aula Terbuka Lapas Perempuan, Jumat (9/9/2022).

Hadir pada acara tersebut Gubernur Riau Syamsuar, Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM Bidang Transformasi Digital Fajar Lase, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM Riau Muhammad Jahari Sitepu, serta penggagas buku “Suara Hati dari Balik Jeruji” yakni Sri Puguh Budi Utami yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pemasyarakatan, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau lainnya.

Acara ini merupakan wujud dari hasil kegiatan positif yang selama ini dilakukan oleh penghuni warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru.

Pada kesempatan ini, warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru menampilkan puisi berjudul ‘Suara Hati dari Balik Jeruji’ yang dikemas secara teatrikal, serta penampilan Drumband Bahana Cantika Laperru.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan fashion show yang menampilkan peragaan busana bertema ‘Ramah Lingkungan’ yang terbuat dari bahan bekas dengan peserta siswa SMA dan warga binaan.

Tak hanya itu, ada juga penampilan nyanyian, cheerleaders, drama serta pentas seni dan budaya lainnya. Belum lagi penampilan menakjubkan dari grup tari warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru.

Serangkaian dengan itu, warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru juga mempersembahkan puisi berjudul “Sekolah Tanpa Ijazah” yang sudah memiliki hak cipta, yang dipandu akustik dengan menyanyikan lagu “Rindu Mama”.

Acara launching Drumband dan buku “Suara Hati dari Balik Jeruji” tersebut sengaja dikemas dalam pagelaran seni budaya sebagai bukti meskipun mereka terbatas, warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru mampu memiliki banyak karya. Mereka dididik dan dibina, diberikan ilmu layak untuk bersekolah meskipun tanpa ijazah. Itulah yang melatar-belakangai tema “Sekolah Tanpa Ijazah”.

error: Content is protected !!
Scroll to Top