Pekanbaru – Panitia Khusus (Pansus) terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun 2025-2045, melaksanakan rapat kerja bersama OPD terkait di Provinsi Riau, di Ruang Rapat Komisi II DPRD Provinsi Riau, Kamis (8/8/2024).
Rapat ini dipimpin oleh Ketua Pansus Ranperda tentang RPJPD Provinsi Riau Tahun 2025-2045 Husaimi Hamidi, didampingi Wakil Ketua Pansus Nurzafri, serta dihadiri Anggota Pansus yaitu Adam Syafaat, Zulkifli Indra, Eva Yuliana, Sofyan Siroj Abdul Wahab, Suyadi, dan Darnil.
Hadiri dalam rapat ini, Ketua I Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Datuk Elmustian, Sekretaris Umum LAM Riau Junaidi Dasa, beserta jajaran LAM Riau. Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yoserizal Zen beserta jajarannya.
Diawal rapat, Ketua Pansus Ranperda tentang RPJPD Provinsi Riau Tahun 2025-2045 Husaimi Hamidi menyampaikan, bahwa rapat ini merupakan rapat lanjutan dari rapat sebelumnya yang telah membahas terkait berbudaya melayu dan agamis.
“Kemarin sudah kita bahas tentang berbudaya melayu dan agamis, tetapi disini kita masih belum melihat adanya budaya melayu di Riau. Saya ingin penjelasan dari Lembaga Adat Melayu Riau tentang berbudaya melayu islami supaya bisa kita terapkan nantinya seperti makanan khas Riau, bahasa ataupun di pusat perbelanjaan dan di tempat-tempat umum lainnya dengan bernuansa melayu,” ujar Husaimi.
Terkait hal tersebut, Ketua I LAM Riau Datuk Elmustian menyebut, potensi untuk saat ini yang berkaitan dengan hal tersebut cenderung menurun.
“Suasana yang kita inginkan yaitu orang-orang yang ada di Riau ini bisa belajar budaya melayu. Namun kami melihat potensi untuk sekarang ini cenderung menurun, sudah banyak yang punah dan tidak bertahan, serta masih banyak lagi yang harus kita benahi. Kami pun perlu dukungan untuk mengembangkan budaya agamis ini dan meningkatkan kapasitas Riau legislatif perlu dukungan politik dan berkolaborasi guna menghidupkan kembali budaya melayu,” jelas Datuk Elmustian.
Untuk itu, Husaimi berharap agar Dinas Kebudayaan dan LAM Riau dapat berkolaborasi dalam menghidupkan kembali budaya melayu di Riau ini. Husaimi merasa, visi dan misi terkait hal itu juga masih kurang dan hanya terbatas dalamĀ lingkungan budaya melayu yang agamis.
“Saya rasa tidak ada penekanan yang kuat soal kebudayaan melayu dan ciri khas dari Riau ini juga sangat kurang gebrakannya, dan hanya menindaklanjuti visi dan misi yang lalu,” tutupnya.