Pekanbaru – Ketua Komisi I DPRD Provinsi Riau Eddy A Mohd Yatim, berencana akan membuat memorandum atau pernyataan sikap terkait pelaksanaan Pemilu saat ini yang dinilainya penuh kecurangan seperti pemberian uang ke masyarakat.
“Tadi ada teman-teman semuanya melaporkan, Pemilu itu uang. Artinya suara uang, enggak ada yang kita harapkan muncul berdasarkan bagaimana masyarakat menilai entah itu sosoknya, yang penting uang,” kata Eddy, Kamis (20/2/2024).
Eddy mengatakan, Komisi I DPRD Provinsi Riau akan membuat maklumat bersama untuk menyikapi sistim pemilu yang penuh kecurangan.
“Dulu kabupaten yang tajam kalau Pemilu. Karena pertarungannya dekat, jarak pendek pertarungannya, disitu uang main. Sekarang tidak, DPR RI pun enggak ada uang kalau enggak ada uang. Enggak mau milih surat ini dan itu saya temukan di lapangan gitu,” ujar Eddy Yatim.
Eddy Yatim menegaskan, memorandum bersama ini ini akan disampaikannya kepada penyelenggara pemerintahan dan penyelenggara Pemilu ini.
“Apakah itu KPU Bawaslu, Kemendagri, pemerintah yang terkait dengan persoalan Pemilu, bahwa Pemilu yang kita harapkan menghasilkan sesuatu yang berkualitas, tetapi ternyata uang yang sangat berperan,” ucapnya.
Ketika disebut bahwa peran Bawaslu artinya lemah dalam Pemilu, Eddy Yatim membantah. Ia mengatakan bahwa, semua orang punya trik bermain.
Nantinya, kata Eddy, apakah kembali ke sistem nomor urut atau terbuka. Menurutnya, sistim terbuka orang bisa perang terbuka.
“Ini kan kalau nomor urut, masyarakat enggak bisa macam-macam lagi. Ndak ada yang bisa nawarkan macam-macam. Pemilu jalan terus,” pungkasnya.
Berdasarkan real KPU, Kamis 22 Februari 2024 pukul 12.17 wib mantan wartawan ini ikut caleg dapil 5 (Dumai, Meranti dan Bengkalis). Eddy hanya meraih suara 2.106 suara. Diposisi pertama sesama se partai yakni Demokrat diraih Siti Aisyah Yulianti meraih 2.751 suara.