Pekanbaru – DPRD Provinsi Riau terus mendorong peningkatan hilirisasi industri sawit di Provinsi Riau. Hal ini menjadi solusi peningkatan harga jual sawit sekaligus mengangkat perekonomian petani, Rabu (14/2/2024).
Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Agung Nugroho mengatakan, adapun luasan perkebunan sawit di Riau mencapai 3,38 juta hektare. Bahkan Riau digadang-gadang merupakan provinsi terluas dengan perkebunan sawit. Sehingga potensi ekonomi dari sektor sawit, bisa meningkatkan ekonomi Riau.
“Minyak kelapa sawit menjadi komoditas andalan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Namun, sebagian besar produksi minyak kelapa sawit masih diekspor dalam bentuk mentah (CPO) dan inti sawit (PKO), sehingga nilai tambahnya masih rendah,” ungkap Agung.
Selain peningkatan ekonomi, harga sawit di Riau yang naik turun menjadi salah satu alasan mengapa peningkatan hilirisasi sawit diperlukan. Dengan banyaknya perusahaan yang memproduksi produk turunan sawit di Riau, maka secara tidak langsung permintaan akan bahan mentah tinggi.
“Kemudian menyebabkan harga bisa bersaing. Karena itu prinsip sederhana ekonomi,” imbuhnya.
Agung menjelaskan, bahwa pada periode ini indeks K yang dipakai adalah indeks K untuk 1 bulan kedepan yaitu 91,12 persen Untuk harga penjualan CPO minggu ini turun sebesar Rp213,00/kg dari minggu lalu. Sedangkan, harga penjualan kernel minggu ini naik sebesar Rp1.043,18/kg dari minggu lalu.