Pekanbaru – Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Riau Karmila Sari, mengungkapkan perhatiannya terkait masalah stunting yang masih tinggi di sebagian besar masyarakat, Jumat (8/12/2023).
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
“Masalah stunting ini tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga berdampak negatif pada perkembangan otak, kemampuan belajar, dan kesehatan secara keseluruhan,” kata Karmila.
Menurut Karmila, perhatian khusus terhadap stunting masih diperlukan karena pemberian makanan tambahan (PMT) saat ini masih dalam bentuk susu dan biskuit pabrik.
“Porsi zat-zat gizi dalam PMT tersebut tidak sesuai dengan yang diproduksi oleh pabrik, yang digunakan khusus untuk stunting,” ujarnya.
“Jika masyarakat berada dalam kondisi ekonomi yang sulit, penyelesaian masalah stunting akan sulit dicapai,” ujarnya lagi.
Karmila Sari menegaskan bahwa solusi terhadap stunting tidaklah sederhana. Selain memberikan tambahan gizi kepada individu yang terkena stunting, penting juga untuk mempertimbangkan pola asuh dan kemampuan ekonomi masyarakat.
“Stunting tidak hanya dapat diselesaikan melalui penanganan medis atau pemberian gizi tambahan semata. Perlu mengidentifikasi penyebab-penyebab stunting secara komprehensif,” terangnya.
Dengan demikian, upaya penanggulangan stunting perlu dilakukan melalui pendekatan komprehensif yang mencakup aspek gizi, pola asuh, dan pertumbuhan ekonomi.
“Melalui kesadaran dan tindakan yang tepat, diharapkan dapat menurunkan angka stunting di masyarakat secara signifikan,” tutup Karmila.