Pekanbaru – DPRD Provinsi Riau mendorong pemerintah melakukan intervensi terkait sejumlah komoditi di Provinsi Riau yang kerap mengalami penurunan harga.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Agung Nugroho meminta agar Pemprov Riau juga memperbanyak hilirisasi produk turunan hasil perkebunan. Salah satunya dengan mengundang investor atau produsen produk turunan hasil perkebunan sebanyak-banyaknya ke Provinsi Riau.
“Sehingga harga jual petani bisa lebih bersaing. Karena yang akan menampung hasil perkebunan juga banyak,” kata Agung, Kamis (20/7/2023).
Lanjut Agung, Provinsi Riau salah satu wilayah dengan perkebunan terluas di Indonesia. Selain kelapa sawit, berbagai komoditas perkebunan juga ada di Riau. Seperti karet, pinang, sagu dan masih banyak lainnya.
“Kalau perlu Pemprov memberikan stimulus kepada pelaku UMKM yang berfokus memproduksi hasil perkebunan,” ujarnya.
Misal, pabrik pengolahan sagu atau tepung sagu menjadi mi, pabrik pengolah pinang. Sehingga UMKM ini bisa lebih berkembang melalui dinas terkait juga bisa dicarikan pasarnya.
Diketahui sebelumnya, harga komoditas perkebunan yakni pinang kering di Provinsi Riau, pekan ini mengalami penurunan. Saat ini per kilogram (Kg) nya, harga pinang kering berada pada level Rp 5.960.
Sementara itu, harga untuk produk komoditi perkebunan lainnya di Provinsi Riau, seperti kelapa butiran di Kabupaten Kuansing, Kampar dan Kepulauan Meranti untuk periode minggu ini sebesar Rp 2.763/kg atau turun dari harga pekan lalu.
Kemudian, untuk harga kopra mutu kering (100 persen) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp 5.250/Kg atau naik dari harga pekan lalu. Tepung sagu basah sebesar Rp 2.350/Kg di Kabupaten Siak, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti yakni tetap dari harga di minggu lalu.