Pekanbaru – Komis III DPRD Provinsi Riau menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, terkait target dan potensi retribusi daerah tahun 2022, di Ruanh Rapay Komisi III DPRD Provinsi Riau, Kamis (20/1/2022).
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau Husaimi Hamidi dan Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau Karmila Sari, didampingi Anggota Komisi III lainnya, yaitu Syahroni Tua dan Lampita Pakpahan, dan diikuti oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Herman, Kepala UPT Inseminasi Buatan Ternak Harianto Syam, Kepala UPT Pengkajian Teknologi Pertanian Tuti Wahyu Winanti beserta jajarannya.
Dalam paparannya, Herman mengatakan saat ini pihaknya membutuhkan dukungan untuk mengembangkan sapi di Provinsi Riau agar tidak diambil dari daerah lain.
“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah daerah semakin tahun semakin meningkat, ada peningkatan kuantitas sapi kami mengupayakan meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma sapi ini, namun ada beberapa kendala produksi, kandang dan juga ahlinya dibidang ini serta anggotanya, maka sapi tidak ada yang mengurus, apa gunanya tanah yang kita miliki kalau tidak digunakan untuk peternakan dan penanaman rumput pakan sapi semaksimal mungkin,” jelasnya.
Usai paparan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Riau mulai menanyakan berbagai pertanyaan, seperti Karmila Sari yang ingin mengetahui alasan tertinggal Provinsi Riau dan keadaan di lapangan setelah sapi disalurkan ke masyarakat. Lebih lanjut Syahroni Tua mempertanyakan mengenai surat sehat sapi yang ada di Provinsi Riau.
Menjawab hal tersebut, Herman mengatakan saat ini penyaluran masih bertitik pada pemilik kandang, dan masih banyak program yang belum dimasukkan guna mewujudkan suksesnya semua program peningkatan kualitas sapi di Provinsi Riau.
“Kami untuk saat ini memberi kelompok yang mempunyai kandang, juga kami mengakui ada kesalahan besar disini mengenai pelatihan, kami menginginkan ada perkembangan ke depan diadakan pelatihan, karena ilmu yang dipegang oleh pemilik sapi itu penting, tidak hanya berfikir rumput cukup untuk kebutuhan sapi, jika terus seperti itu sapi di Riau tidak akan pernah maju, juga mengenai kesehatan sapi diperiksa beberapa waktu baik itu darah, cacing dan fisiknya,” jelasnya..
Lebih lanjut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau juga berharap pemenuhan alat berat untuk mendukung program tersebut.
“Kami mengharapkan ada alat berat, pakan yang cukup, air yang cukup, seperti sumur bor ada kendala di tanah yang kita miliki, karena sebagai contoh, saat memberikan pakan ternak dengan sapi yang begitu banyak cukup memakan waktu dan kurang efisien,” pungkas Herman.