Pekanbaru – Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau Edi Basri, menerima kunjungan dari SMA Negeri 2 Kampar Timur, di Ruang Komisi III DPRD Provinsi Riau, Selasa (14/10/2025).
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau Edi Basri dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut. Ia menilai kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran yang baik bagi pelajar untuk memahami fungsi dan peran lembaga legislatif serta menumbuhkan minat terhadap dunia pemerintahan dan politik.
“Politik tidak bisa dijadikan sebagai tujuan dalam perjuangan. Dulu saya hanya tamatan SD karena di Kampar belum ada SMA, bahkan SMP pun tidak. Namun jika seseorang tetap istiqamah di jalan Allah, maka Allah akan memuliakannya,” ujar Edi Basri.
Edi Basri juga berpesan agar para pelajar mempersiapkan diri sebaik mungkin jika kelak ingin berkarier di dunia politik.
“Jika ingin menjadi anggota DPR, siapkan terlebih dahulu kehidupan yang baik dan berintegritas,” tambahnya.
Sementara itu, Munawaroh, Wakil Humas SMA Negeri 2 Kampar Timur, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran lapangan yang direncanakan untuk menemui Ketua Komisi III DPRD Riau.
“Kami ingin mendapatkan pandangan positif tentang pemerintahan, karena di pemberitaan sering muncul isu korupsi. Kami berharap melalui pertemuan ini para siswa dapat memahami sisi baik dari pemerintahan dan politik,” ujarnya.
Munawaroh juga menuturkan kondisi SMA Negeri 2 Kampar yang masih menghadapi keterbatasan fasilitas.
“Sekolah kami berdiri sejak tahun 2002, namun hingga kini masih banyak fasilitas yang belum terpenuhi, bahkan ruang kepala sekolah pun belum ada. Kami berharap hal ini ke depan dapat menjadi perhatian agar kualitas pendidikan di Kampar semakin baik,” tambahnya.
Dalam dialog bersama siswa, Edi Basri memaparkan fungsi DPRD dan peran pentingnya dalam tata kelola pemerintahan. Ia juga menyinggung pentingnya membangun karakter dan integritas sejak dini untuk mencegah praktik korupsi.
“Korupsi tidak hanya berupa uang, tetapi juga bisa dalam bentuk waktu dan tanggung jawab. Guru pun bisa dikatakan melakukan korupsi jika tidak disiplin. Karena itu, Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya kedisiplinan dan integritas di semua sektor,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pemberantasan korupsi membutuhkan partisipasi semua pihak.
“Orang yang tahu ada kejahatan tapi memilih diam, berarti ia bagian dari kejahatan itu sendiri,” ujar Edi.
Lebih lanjut, Edi menegaskan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk kemajuan bangsa.
“Negara kaya tapi rakyat miskin berarti ada yang tidak benar. Seperti Singapura, meskipun sumber daya alamnya terbatas, namun SDM mereka tinggi. Kita harus serius membina SDM agar Indonesia maju,” tambahnya.
Dalam sesi tanya jawab, Anita Neza, Ketua OSIS SMA Negeri 2 Kampar, menanyakan tantangan besar DPRD Riau dalam mengelola dana publik agar tidak disalahgunakan.
Menanggapi hal itu, Edi Basri menjelaskan bahwa kendala utama bukan pada sistem, tetapi pada karakter manusia.
“Secara sistem tidak ada masalah, namun hasil belum maksimal karena bergantung pada semangat dan karakter pelaksana,” jelasnya.
Pertanyaan berikutnya disampaikan oleh Clariza, Wakil Ketua OSIS SMA Negeri 2 Kampar, yang menyinggung peluang digitalisasi anggaran agar masyarakat dapat ikut memantau penggunaan dana publik.
Menjawab hal tersebut, Edi Basri menyambut baik ide tersebut namun mengingatkan pentingnya pembentukan karakter yang kuat.
“Digitalisasi penting, tapi tidak cukup. Mantan Menteri Pendidikan pun pernah tersandung kasus korupsi dalam proyek digitalisasi. Jadi, yang utama adalah hati dan moral, bukan sekadar perangkat digital,” ungkapnya.
Sementara itu, Putra, salah satu siswa, menanyakan upaya pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Menanggapi hal itu, Edi Basri menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini fokus pada peningkatan pendidikan melalui program prioritas nasional.
“Pendidikan menjadi fokus utama. Pemerintah menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBGI) dan Sekolah Rakyat. Dulu saya makan saja sulit, hanya dengan bakwan, tapi semangat tetap ada. Anggaran pendidikan sebesar 20 persen harus benar-benar digunakan untuk pendidikan, bukan dialihkan ke hal lain,” pungkasnya.
Hadir dalam kunjungan ini, Wakil Humas SMA Negeri 2 Kampar Timur, Munawaroh, beserta para guru pendamping dan perwakilan siswa.
