Pekanbaru – Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau Marwan Yohanis, menolak klaim tingginya curah hujan selama sepekan terakhir adalah satu-satunya penyebab banjir.
Marwan berpendapat, banjir yang terjadi juga dikarenakan kurangnya tempat resapan air dan drainase perkotaan yang tidak terhubung menjadi faktor utama.
Perkebunan sawit dan pembangunan masif di daerah resapan air, dinilai menjadi penyebab utama musinah banjir yang melanda di beberapa kabupaten kota di Riau belakangan ini.
“Meskipun curah hujan tinggi dan ini musim hujan, pertanyaannya adalah mengapa banjir semakin sering dan meluas? Kini, hujan langsung mengalir ke aspal dan kemudian ke sungai. Tanah tidak lagi dapat menampung air karena tidak ada ruang resapan. Drainase perkotaan juga tidak saling terhubung, menciptakan genangan air,” kata Marwan, Sabtu (6/1/2024).
Marwan menyoroti kontribusi besar perkebunan sawit, terutama yang dibangun di atas rawa dan daerah resapan air tanpa embung sebagai pengganti.
“Dengan jutaan hektar perkebunan sawit di Riau, sebagian besar ditempatkan di atas rawa dan daerah resapan air tanpa embung. Tidak ada tempat resapan yang dapat menampung air. Baik di desa maupun kota, resapan telah beralih fungsi menjadi kebun atau perumahan,” terangnya.
Politisi Partai Gerindra itu mendesak Pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah kabupaten/kota untuk segera mencari solusi jangka panjang.
“Penanganan banjir bukanlah solusi instan, kita memerlukan pendekatan jangka panjang agar di masa mendatang, terdapat infrastruktur penampungan air yang memadai saat hujan melanda,” tutupnya.